Selasa, 29 Mei 2018

Industrialisasi di Indonesia

PEREKONOMIAN INDONESIA
Dosen Pembimbing : Maulana Syarif Hidayatullah




Disusun Oleh :
Annisa Maharani (20217839)

Belan Riad Adil (21217184)

Dhella Silvia (21217619)

Kelas : 1EB04






















BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang merubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.
Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia merubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti ada faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan. Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.
Negara pertama yang melakukan industrialisasi adalah Inggris ketika terjadi revolusi industri di abad ke 18 Pada akhir abad ke 20, Negara di Asia Timur telah menjadi bagian dunia yang paling banyak melakukan industrialisasi.

Industrialisasi di Indonesia semakin menurun semenjak krisis ekonomi tahun 1998. Kemunduran ini bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki modal untuk melakukan investasi pada industri dalam negeri, tetapi lebih kepada penyerapan barang hasil produksi industri dalam negeri. Membuka pasar dalam negeri adalah kunci penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi karena saat ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk produk asing.

1.2 Rumusan Masalah
a. Konsep dan Tujuan Industrialisasi
b. Faktor - Faktor Pendorong Industrialisasi
c. Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional
d. Permasalahan Industrialisasi
e. Strategi Pembangunan Sektor Industri

1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui mengetahui konsep dan tujuan industrialisasi, faktor-faktor pendorong industrialisasi, perkembangan sektor industri manufaktur nasional, dan strategi pembangunan sektor industri











BAB II
ISI


1. Konsep dan Tujuan Industrialisasi

Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang merubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi.
Konsep industrialisasi adalah perubahan sosial dan ekonomi, dimana masyarakat ditransformasikan dari tahap atau keadaan pra industry ketika akumulasi modal per kapita itu rendah. Awal konsep industrialisasi adalah Revolusi industri abad 18 di Inggris kemudian Penemuan metode baru dlm pemintalan dan penemuan kapas yg menciptakan spesialisasi produksi dan peningkatan produktivitas faktor produksi.
Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu :
1) Meningkatkan penyearapan tenaga kerja industri.
2) Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri.
3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian.
4) Mendukung perkembangan sektor infrastruktur.
5) Meningkatkan kemampuan teknologi.
6) Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk.
7) Meningkatkan penyebaran industri.




                               
2. Faktor - Faktor Pendorong Industrialisasi

a. Kemampuan teknologi dan inovasi
b. Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
c. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
d. Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
e. Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan
f. Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi

g. Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor




3. Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional

Sektor industri manufaktur di banyak Negara berkembang mengalami perkembangan sangat pesat dalam tiga decade terakhir. Asia Timur dan Asia Tenggara dapat dikatakan sebagai kasus istimewa. Lebih dari 25 tahun terakhir, dijuluki A Miraculous Economic karena kinerja ekonominya sangat hebat. Dari 1970 hinga 1995, industri manufaktur merupakan kontributor utama. Untuk melihat sejauh mana perkembangan industri manufaktur di Indonesia selama ini, perlu dilihat perbandingan kinerjanya dengan sektor yang sama di Negara-negara lain. Dalam kelompok ASEAN, misalnya kontribusi output dari sektor industri manufaktur terhadap pembentukan PDB di Indonesia masih relative kecil, walaupun laju pertumbuhan output rata-ratanya termasuk tinggi di Negara-negara ASEAN lainnya. Struktur ini menandakan Indonesia belum merupakan Negara dengan tingkat industrialisasi yang tinggi dibandingkan Malaysia dan Thailand. 
Perkembangan industri manufaktur disetiap Negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri Negara itu secara nasional, sejak krisis ekonomi dunia pada tahun 1998 dan perontokan perekonomian nasional, perkembangan industri di Indonesia secara nasional belum memperlihatkan perkembangan yang memuaskan bahkan perkembangan industri nasional, khususnya industri manufaktur lebih sering merosot perkembangannya dibandingkan dengan grafik peningkatannya.
Sebuah hasil riset yang dilakukan pada tahun 2006, oleh sebuah lembaga internasional terhadap prospek industri manufaktur di berbagai Negara melihatkan hadil yang cukup memprihatinkan dari 60 negara yang menjadi obyek penelitian, posisi industri manufaktur Indonesia berada diposisi terbawah bersama beberapa Negara Asia seperti Vietnam, riset yang meneliti aspek daya saing produk industri manufaktur Indonesia di pasar global menempatkan pada posisi terendah.
Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara itu. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan.




4. Permasalahan Industrialisasi

Kelemahan Industrialisasi

1. Kelemahan struktural
-Basis ekspor & pasar masih sempit  walaupun Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam & TK, tapi produk & pasarnya masih terkonsentrasi:
•Terbatas pada empat produk (kayu lapis, pakaian jadi, tekstil & alas kaki).
•Pasar tekstil & pakaian jadi terbatas pada beberapa negara: USA, Kanada, Turki & Norwegia, USA, Jepang & Singapura mengimpor 50% dari total ekspor tekstil pakaian jadi dari Indonesia.
•Produk penyumbang 80% dari ekspor manufaktur indonesia masih mudah terpengaruh oleh perubahan permintaan produk di pasar terbatas.
•Banyak produk manufaktur terpilih padat karya mengalami penurunan harga muncul pesaing baru seperti Cina & Vietman.
•Produk manufaktur tradisional menurun daya saingnya sebagai akibat faktor internal seperti tuntutan kenaikan upah.

-Ketergantungan impor sangat tinggi
Pada tahun 1990, Indonesia menarik banyak PMA untuk industri berteknologi tinggi seperti kimia, elektronik, otomotif, dsb, tapi masih proses penggabungan, pengepakan dan assembling dengan hasil:
•Nilai impor bahan baku, komponen & input perantara masih tinggi diatas 45%.
•Industri padat karya seperti tekstil, pakaian jadi & kulit bergantung kepada impor bahan baku, komponen &  input perantara  masih tinggi.
•PMA sector manufaktur masih bergantung kepada suplai bahan baku & komponen dari LN.
•Peralihan teknologi (teknikal, manajemen, pemasaran, pengembangan organisasi dan keterkaitan eksternal) dari PMA masih terbatas.
•Pengembangan produk dengan merek sendiri dan pembangunan jaringan.

-Pemasaran masih terbatas
Tidak ada industri berteknologi menengah
•Kontribusi industri berteknologi menengah (logam, karet, plastik, semen) thd pembangunan sektor industri manufaktur menurun tahun 1985 -1997.
•Kontribusi produk padat modal (material dari plastik, karet, pupuk, kertas, besi & baja) thd ekspor menurun 1985 –1 997.
•Produksi produk dg teknologi rendah berkembang pesat.

-Konsentrasi regional
Industri menengah & besar terkonsentrasi di Jawa.

2. Kelemahan organisasi
•Industri kecil & menengah masih terbelakang, produktivitas rendah jumlah Tk masih banyak (padat karya).
•Konsentrasi pasar.
•Kapasitas menyerap & mengembangkan teknologi masih lemah.
•SDM yang lemah.



5. Strategi Pembangunan Sektor Industri

Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha. Produk-produk hasil manufaktur di dalam negeri saat ini begitu keluar dari pabrik langsung berkompetisi dengan produk luar, dunia usaha pun harus menerima kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi telah mengakibatkan cepat usangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya masa edar produk, serta semakin rendahnya margin keuntungan. Dalam melaksanakan proses pembangunan industri, keadaan tersebut merupakan kenyataan yang harus dihadapi serta harus menjadi pertimbangan yang menentukan dalam setiap kebijakan yang akan dikeluarkan, sekaligus merupakan paradigma baru yang harus dihadapi oleh negara manapun dalam melaksanakan proses industrialisasi negaranya.
Atas dasar pemikiran tersebut kebijakan dalam pembangunan industri Indonesia harus dapat menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara, sehingga fokus strategi pembangunan industri pada masa depan adalah membangun daya saing sektor industri yang berkelanjutan di pasar domestik.
Dalam situasi yang seperti itu, maka untuk mempercepat proses industrialisasi, menjawab tantangan dari dampak negatif gerakan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia, serta mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang, pembangunan industri nasional memerlukan arahan dan kebijakan yang jelas. Kebijakan yang mampu menjawab pertanyaan, kemana dan seperti apa bangun industri Indonesia dalam jangka menengah, maupun jangka panjang.
Untuk menjawab dan mengantisipasi berbagai masalah, issue, serta tantangan di atas, Departemen Perindustrian telah menyusun Kebijakan Pembangunan Industri Nasional yang telah disepakati oleh berbagai pihak terkait, dimana pendekatan pembangunan industri dilakukan melalui Konsep Klaster dalam konteks membangun daya saing industri yang berkelanjutan. Sesuai dengan kriteria daya saing yang ditetapkan untuk kurun waktu jangka menengah (2005-2009) telah dipilih pengembangan klaster industri inti termasuk pengembangan industri terkait dan industri penunjang.

Strategi Industrialisasi

1. Strategi Subtitusi Impor

- Lebih menekankan pada pengembangan industri yang berorientasi pada pasar domestic
- Strategi subtitusi impor adalah industri domestic yang membuat barang menggantikan impor
- Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan 
mengembangkan industri dalam negeri yang memproduksi barang pengganti impor

Pertimbangan yang lazim digunakan dalam memilih strategi ini adalah:
a. SDA dan faktor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia.
b. Potensi permintaan dalam negeri memadai.
c. Pendorong perkembangan sektor industribmanufaktur dalam negeri.
d. Dengan perkembangan industryi dalam negeri, kesempatan kerja lebih luas.
e. Dapat mengurangi ketergantungan impor.

2. Penerapan Strategi Subtitusi Impor dan Hasilnya di Indonesia

a.  Industri manufaktur nasional tidak berkembang baik selama orde baru.
b. Ekspor manufaktur Indonesia belum berkembang dengan baik.
c. Kebijakan proteksi yang berlebihan selama orde baru menimbulkan high cost economy.
d. Teknologi yang digunakan oleh industri dalam negeri sangat diproteksi.

3. Strategi Promosi Ekspor

a. Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam pengembangan usaha dalam negeri.
b.Tidak ada diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitas kemudahan lainnya dari pemerintah.
c. Dilandasi pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai jika produk yang   dibuat di dalam negeri dijual di pasar ekspor.
d. Strategi promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas dalam pergeseran sumber daya ekonomi yang ada mengikuti perubahan pola keunggulan komparatif.


4. Kebijakan Industrialisasi
a. Dirombaknya sistem devisa sehingga transaksi luar negeri lebih bebas dan sederhana.
b. Dikuranginya fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara dan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta bersama-sama dengan BUMN.
          









BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa Industrialisasi merupakan usaha pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan. Sejarah hidup manusia tidak terlepas dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia mempunyai metode untuk memenuhinya sesuai dengan zamannya. Langkah yang diambil yaitu dalam masalah industri. Industri memang menjadi faktor fenomenal untuk menunjang perdagangan. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan tempat di pasar global.
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Di Indonesia industri masih sangat ketertinggalan dari negara-negara lainnya, bahkan kalah dengan industri negara yang kecil padahal di Indonesia potensi untuk di adakannya perindustrian itu sangat bagus. Namun ada bebarapa faktor yang mempengaruhinya seperti kurangnya SDM, kurangnya teknologi dan pendanaan dari pemerintah. Dalam upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah, supaya perindustrian di Indonesia tidak tertinggal telah dibuat kebijakan tentang perindustrian namun pada kenyataannya kebijakan itu belum sepenuhnya efektif.












Daftar Pustaka

https://rosdianayulia35.wordpress.com/2015/05/02/11-1-konsep-dan-tujuan-industrialisasi/

http://wahyudi-duniahayalan.blogspot.com/2011/05/industrialisasi-dan-perkembangan-sektor.html

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=215

http://srisukmawati97.blogspot.com/2015/04/permasalahan-industrialisasi.html?m=1

http://infoindonesianews.blogspot.com/2011/03/permasalahan-industri-di-indonesia.html?m=1